Bakti Sosial 2019
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Banyak yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Tiada pantas manusia menyombongkan diri apabila untuk memenuhi kebutuhan hidupnya saja mereka masih membutuhkan ulur tangan orang lain. Sebagai manusia yang berkecukupan pun adakalanya kami harus memberikan ulurantangan kepada yang lebih membutuhkan, sebab barangkali ada rezeki mereka yang dititipkan Tuhan kepada kami. Maka, di Minggu yang cerah ini tepat pada tanggal 28 April 2019 kami Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Mathematics Students Club (MSC), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember mengadakan Bakti Sosial di Panti Asuhan Az-Zahro, Curahdami, Bondowoso.
Acara bakti sosial dimulai pada jam 08.28 WIB yang dipimpin oleh saudara dan saudari kami, Sufirman dan Ratih Rodliyah. Sebelum acara dimulai, untuk mengisi di sela-sela kejenuhan, adik-adik diberi tontonan video asma’ulhusna. Serangkaian tatanan acara diawali dengan bacaan basmalah lalu pembacaan ayat suci Al-Qur’an yang dibacakan oleh saudari Nur Lailatul dan Excelsa dengan harapan limpahan keberkahan pada acara ini. Seperti biasa, kemudian dilanjutkan dengan beberapa sambutan yang disampaikan oleh Budi Wahyu sebagai Ketua Panitia, dilanjutkan dengan sambutan Ketua Umum MSC yaitu Aji Ary Irawan, dan Pengasuh Panti Asuhan Az-Zahro, Bpk.Syaifudin, sekaligus doa bersama untuk mendiang Bpk.Rusli Hidayat, M.Sc. Allahuyarham suami dari Ibu Susi Setiawani, S.Si., M.Sc. yang baru saja dipanggil lebih dulu untuk menghadap Illahi. Bukan anak-anak namanya jika mereka tidak bosan mendengarkan petuah panjang mulai dari sambutan ketua panitia hingga bapak pengasuh mereka. Untuk membangkitkan semangat adik-adik, MC memberikan jargon dan tepuk semangat. Apabila MC mengatakan, “Az-Zahro…” maka adik-adik menjawab, “Cerdas, kreatif, luar biasa..”
Di era degradasi moral seperti saat ini dan minimnya tontonan yang pantas untuk dikonsumsi oleh anak-anak, maka kami memberikan kepada adik-adik video cerita dari Nabi Sulaiman‘alaihissalam yang dipandu oleh Saudari Fitri Anisa. Kami memberikan tontonan ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menambah wawasan adik-adik tentang kisah para nabi yang kini mulai terkikis oleh cerita kartun yang tidak memberikan dampak baik untuk mereka.
Di tengah-tengah acara, saat saudari Fitri Anisa mereview cerita dari Nabi Sulaiman, ada seorang potret anak kecil yang usianya kisaran setara dengan anak SD. Ketika mereka ditanya siapakah yang disembah oleh Ratu Balqis, anak kecil tersebut mengacungkan jarinya tanda dia bias dan berani untuk menjawab pertanyaan yang telah disampaikan. Bukan karena dia bisa menjawab pertanyaan yang membuat kami takjub, melainkan apa yang sudah diaraih yang membuat kami malu. Malu karena kami yang bisa dibilang jauh lebih tua dari pada mereka, ternyata kami pun tidak lebih baik dari mereka. Adik kecil itu bernama Fiki yang imut dan pandai menghafal Al-Qur’an. Lantunan ayat yang dia baca, membuat kami benar-benar menggetarkan hati. Masya Allah.
Sesuai dengan bunyi jargon, adik-adik juga kami arahkan di kegiatan yang mengasah kreatifitas mereka. Kami rasa perlu melahirkan generasi-generasi kreatif yang kelak diharapkan bisa bersaing di era ini. Alur kegiatannya, kami menyediakan 4 sifat-sifat nabi yang kemudian harus diberi bingkai menggunakan koran bekas. Sebelumnya, adik-adik diarahkan oleh saudara Firman, dibagi menjadi 4 kelompok dan di setiap kelompoknya diberi pendamping masing-masing. Kegiatan ini mempunyai pesan tersirat agar mereka tidak serta- merta menerima sesuatu, melainkan mereka harus sedikit berpikir dan mencoba menemukan inovasi baru. Selain itu, kami juga mengenalkan kepada mereka sifat-sifat yang layak dijadikan teladan dan pedoman di masa-masa krisis akhlak seperti saat ini.
Masih belum cukup dengan hanya menonton video Nabi Sulaiman dan membuat bingkai, kami mengajak adik-adik untuk bermain game. Permainannya sangat sederhana, hanya menyalurkan karet gelang melaui sedotan. Tapi kesederhanaan itulah yang berhasil menciptaan lengkungan senyum di bibir mereka, semua antusias agar bisa mengumpulkan karet gelang terbanyak.
Saat terik matahari mulai terasa di atas kepala, setelah energi sudah banyak terkuras, maka semua perut berteriak meminta haknya. Makan siang kali ini diiringi alunan musik gitar oleh saudara Tri Yoga dan saudari Fitri Wassilatul sebagai vokalisnya. Karena familiar di telinga semua kalangan, adik-adik ikut menyanyi, “ya maulana, ya maulana”. Setelah kotak nasi kosong sudah tertumpuk rapi dan dikumpulkan menjadi satu, kami semua berdiri dan bersalaman dengan adik-adik. Saling melempar senyuman. Membagi bingkisan sederhana yang tidak sebanding dengan pelajaran yang kami dapat dari panti asuhan ini. Tak lupa juga kami mengetuk langit melalui lantunan do’a yang dipimpin oleh Bpk Syaifudin agar selalu dicurahkan rahmat dan keridhaan di setiap langkah yang kami ambil.
Di penghujung acara, semua berkumpul di depan masjid, membidik di sudut paling indah. Semoga kenangan di hari Minggu, 28 April 2019 ini tidak hanya terabadikan melalui lensa, namun di lubuk hati adik-adik dan kami, keluarga MSC.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.